Pages

Showing posts with label sistem digital. Show all posts
Showing posts with label sistem digital. Show all posts

Wednesday, May 15, 2013

Operasi Perhitungan Pada Sistem Bilangan


Pada postingan kali ini akan membahas tentang operasi perhitungan yang terdiri dari operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dari sistem bilangan biner, oktal, dan heksadesimal.
 

Operasi Penjumlahan

1. Penjumlahan sistem bilangan biner
Aturan dasar dari penjumlahan biner adalah sebagai berikut:
  0 + 0 = 0
  0 + 1 = 1
  1 + 0 = 1
  1 + 1 = 10
Dengan aturan tersebut, kita dapat menjumlahkan bilangan biner seperti penjumlahan bilangan desimal (dilakukan dari kanan ke kiri). Lebih jelasnya dapat dilihat seperti beberapa contoh di bawah ini.
Contoh:
① Berapakah 11010,12 + 10111,02
    111
    11010,1
    10111,0 +
  110001,1

11010,12 + 10111,02 = 110001,12
② Berapakah 1011,11012 + 11011,111012
    1  111 1
      1011,1101
    11011,11101 +
  100111,10111

11010,12 + 10111,02 = 100111,101112

2. Penjumlahan sistem bilangan oktal
Aturan dasar dari penjumlahan biner adalah sebagai berikut:
  0 + 0 = 0              0 + 5 = 5              1 + 3 = 4              3 + 5 = 10
  0 + 1 = 1              0 + 6 = 6              1 + 5 = 6              4 + 5 = 11
  0 + 2 = 2              0 + 7 = 7              1 + 7 = 10            4 + 6 = 12 
  0 + 3 = 3              1 + 1 = 2              2 + 6 = 10            Dst…
  0 + 4 = 4              1 + 2 = 3              2 + 7 = 11             
Dengan dasar ini, penjumlahan oktal sama halnya dengan penjumlahan bilangan desimal. Lebih jelasnya depat dilihat pada beberapa contoh berikut ini.
Contoh:
① Berapakah 1258 + 468
      1
    125
      46 +
    173

1258 + 468 = 1738
② Berapakah 4248 + 25678
              111
                424
              2567 +
              3213

4248 + 25678 = 32138
3. Penjumlahan sistem bilangan heksadesimal
Operasi penjumlahan heksadesimal sama halnya seperti penjumlahan pada desimal. Lebih jelasnya depat dilihat pada beberapa contoh berikut ini.
Contoh:
① Berapakah 2B516 + 7CA16
 
           1           2B5
           7CA +
           A7F

2B516 + 7CA16 = A7F16

② Berapakah 658A16 + 7E616
                 11               658A
                 7E6 +
               6D60


658A16 + 7E616 = 6D6016

Operasi Pengurangan

1. Pengurangan sistem bilangan biner
Pengurangan pada sistem bilangan biner diterapkan dengan cara pengurangan komplemen 1 dan pengurangan komplemen 2 dimana cara inilah yang digunakan oleh komputer digital.
a. Pengurangan biner menggunakan komplemen 1
Bilangan biner yang akan dikurangi dibuat tetap dan bilangan biner sebagai pengurangnya diubah ke bentuk komplemen 1, kemudian dijumlahkan. Jika dari penjumlahan tersebut ada bawaan putaran ujung (end-around carry), maka bawaan tersebut ditambahkan untuk mendapatkan hasil akhir. Lebih jelasnya dapat dilihat seperti contoh di bawah ini.
Contoh:
① Berapakah 10112 – 01112
    1011     → Bilangan biner yang dikurangi
    1000 +  → Komplemen 1 dari bilangan pengurangnya (01112)
  10011
  ↳ end-around carry
    0011     → Hasil penjumlahan tanpa end-around carry
          1 +  → end-around carry dari hasil penjumlahan
    0100
  
10112 – 01112 = 01002
 
② Berapakah 111102 – 100012
    11110     → Bilangan biner yang dikurangi
    01110 +  → Komplemen 1 dari 100012
   101100
  ↳ end-around carry
    01100     → Hasil penjumlahan tanpa end-around carry
            1 +  → end-around carry dari hasil penjumlahan
    01101 

111102 – 100012 = 011012

Jika dari penjumlahan tersebut tidak terdapat bawaan putaran ujung, maka hasil penjumlahan bilangan yang dikurangi dengan komplemen 1 bilangan pengurangnya adalah bilangan negatif dimana hasil akhirnya negatif dari hasil komplemen 1 penjumlahan tadi. Lebih jelasnya dapat dilihat beberapa contoh di bawah ini.
Contoh:
① Berapakah 011102 – 111102
    01110     → Bilangan biner yang dikurangi
    00001 +  → Komplemen 1 dari 111102
    01111
karena tidak ada end-around carry,
maka hasilnya adalah bilangan negatif (komplemen 1 dari 011112)

011102 – 111102 = – 100002
② Berapakah 010112 – 100012
    01011     → Bilangan biner yang dikurangi
    01110 +  → Komplemen 1 dari 100012
    11001     
karena tidak ada end-around carry,
maka hasilnya adalah bilangan negatif (komplemen 1 dari 110012)

010112 – 100012 = – 001102
b. Pengurangan biner menggunakan komplemen 2
Bilangan biner yang dikurangi tetap kemudian bilangan biner sebagai pengurangnya di komplemen 2, lalu dijumlahkan. Jika hasilnya ada bawaan (carry), maka hasil akhir adalah hasil penjumlahan tersebut tanpa carry (diabaikan). Lebih jelasnya dapat dilihat beberapa contoh di bawah ini.
Contoh:
① Berapakah 11002 – 00112
    1100     → Bilangan biner yang dikurangi
    1101 +  → Komplemen 2 dari 00112
  11001     → Carry diabaikan

11002 – 00112 = 10012
② Berapakah 1100002 – 0111102
    110000     → Bilangan biner yang dikurangi
    100001 +  → Komplemen 2 dari 0111102
  1010001     → Carry diabaikan

1100002 – 0111102 = 0100012
Sekarang bagaimana kalau hasil penjumlahan dari bilangan yang dikurangi dengan komplemen 2 bilangan pengurangnya tanpa bawaan? Untuk menjawab ini, maka caranya sama seperti pengurangan komplemen 1, dimana hasil akhirnya negatif dan hasil penjumlahan tersebut di komplemen 2 merupakan hasil akhirnya. Lebih jelasnya dapat dilihat seperti contoh di bawah ini.
Contoh:
① Berapakah 011112 – 100112
    01111     → Bilangan biner yang dikurangi
    01101 +  → Komplemen 2 dari 100112
    11100
Karena tidak ada carry,
maka hasilnya adalah bilangan negatif (komplemen 2 dari 111002)

011112 – 100112 = – 001002
② Berapakah 100112 – 110012
    10011     → Bilangan biner yang dikurangi
    00111 +  → Komplemen 2 dari 110012
    11010
Karena tidak ada carry,
maka hasilnya adalah bilangan negatif (komplemen 2 dari 110102)

100112 – 110012 = – 001102
2. Pengurangan sistem bilangan oktal dan heksadesimal
Untuk pengurangan bilangan oktal dan heksadesimal, polanya sama dengan pengurangan bilangan desimal. Untuk lebih jelasnya lihat contoh di bawah ini.
Contoh untuk bilangan oktal:
① Berapakah 1258 – 678
         78      → borrow
       125
         67  –
         36

1258 – 678 = 368
② Berapakah 13218 – 6578
          778borrow
         1321
           657  –
           442

13218 – 6578 = 4428

Contoh untuk bilangan heksadesimal:
① Berapakah 125616 – 47916
       FF10borrow
        1256
          479  –
        DDD

125616 – 47916 = DDD16
② Berapakah 324216 – 198716
      FF10borrow
        3242
        1987  –
       18CA

324216 – 198716 = 18CA16

Operasi Perkalian

1. Perkalian sistem bilangan biner
Perkalian biner dapat juga dilakukan seperti perkalian desimal, bahkan jauh lebih mudah karena pada perkalian biner hanya berlaku empat hal, yaitu :
  0 × 0 = 0
  0 × 1 = 0
  1 × 0 = 0
  1 × 1 = 1
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti beberapa contoh di bawah ini.
Contoh:
① Berapakah 10112 × 10012
         1011    → Multiplikan (MD)
         1001 × → Multiplikator (MR)
         1011      
       0000
     1011
   1011      +
  1100011

10112 × 10012 = 11000112
② Berapakah 101102 × 1012
        10110    → Multiplikan (MD)
            101 × → Multiplikator (MR)
        10110      
      00000
    10110    +
    1101110

101102 × 1012 = 11011102

2. Perkalian sistem bilangan oktal dan heksadesimal
Untuk perkalian bilangan oktal dan heksadesimal, lebih jelasnya dapat diperhatikan caranya seperti beberapa contoh berikut ini.
Contoh untuk bilangan oktal:
① Berapakah 258 × 148
      25
      14 ×
    124
    25  +
    374

258 × 148 = 3748
② Berapakah 4538 × 658
      453
        65 ×
    2727
  3402 +
  36747

4538 × 658 = 367478

Contoh untuk bilangan heksadesimal:
① Berapakah 52716 × 7416
      527
        74 ×
      149C
    2411   +
    255AC

52716 × 7416 = 255AC16
② Berapakah 1A516 × 2F16
    1A5
      2F ×
  18AB
  34A    +
  4D4B

1A516 × 2F16 = 4D4B16

Operasi Pembagian

1. Pembagian sistem bilangan biner
Untuk pembagian bilangan biner tak ubahnya seperti pada pola pembagian bilangan desimal. Lebih jelasnya dapat dilihat caranya seperti beberapa contoh berikut ini:
Contoh:
① Berapakah 11000112 ÷ 10112
1011√1100011 = 1001
          1011
                10
                  0
                101
                    0
                1011
                1011
                      0

11000112 ÷ 10112 = 10012
② Berapakah 11011102 ÷ 101102
10110√1101110 = 101
            10110
                1011
                      0
                10110
                10110
                        0

11011102 ÷ 101102 = 1012

2. Pembagian sistem bilangan oktal dan heksadesimal
Untuk pembagian bilangan oktal dan heksadesimal, lebih jelasnya dapat diperhatikan caranya seperti beberapa contoh berikut ini.
Contoh untuk bilangan oktal:
① Berapakah 3748 ÷ 258
25√374 = 14
      25
      124
      124
          0

3748 ÷ 258 = 148

② Berapakah 1154368 ÷ 6428
642√115436 = 137
          642
          3123
          2346
            5556
            5556
                  0

1154368 ÷ 6428 = 1378
Contoh untuk bilangan heksadesimal:
① Berapakah 1E316 ÷ 1516
15√1E3 = 17
      15
        93
        93
          0

31E316 ÷ 1516 = 1716

② Berapakah 255AC16 ÷ 52716
527√255AC = 74
        2411
          149C
          149C
                0

225AC16 ÷ 52716 = 7416






















Wednesday, April 17, 2013

Konversi Bilangan


  1. Biner adalah bilangan berbasis dua yang terdiri dari 0 dan 1,
  2. Octal adalah bilangan berbasis delapan yang terdiri dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7
  3. Decimal adalah bilangan berbasis sepuluh yang terdiri dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9
  4. Hexadecimal adalah bilangan berbasis enam belas yang terdiri dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, dan F
Tabel di bawah adalah contoh konversi bilangan Decimal, Biner, Octal, dan Hexadecimal sampai dengan 16 (dalam Decimal). Untuk mengetahui sebuah bilangan dalam basis bilangan yang berbeda dapat dilakukan konversi antar bilangan tersebut. Jika konversi hanya sampai 16 (dalam Decimal) dapat menggunakan tabel di bawah. 
clip_image001

KONVERSI ANTAR BILANGAN


A. BILANGAN DECIMAL

  1. Konversi Bilangan Decimal ke Biner
    Contoh 254 (10) = .......(2)
    Caranya dengan membagi bilangan tersebut dengan dua sampai bilangan tersebut tidak bisa lagi dibagi dua (kurang dari dua) dengan mencatat setiap sisa pembagian.
    254 : 2 = 127 sisa 0
    127 : 2 =   63 sisa 1
      63 : 2 =   31 sisa 1
      31 : 2 =   15 sisa 1
      15 : 2 =     7 sisa 1
        7 : 2 =     3 sisa 1
        3 : 2 =     1 sisa 1
        1 : 2 =        sisa 1
    Jadi  254 (10) = 11111110 (2) diurutkan dari sisa pembagian terakhir sebagai MSB (Most Significant Bit)
  2. Konversi Bilangan Decimal ke Octal
    Contoh 254 (10) = .......(8)
    Caranya dengan membagi bilangan tersebut dengan delapan sampai bilangan tersebut
    tidak bisa lagi dibagi delapan (kurang dari delapan) dengan mencatat setiap sisa pembagian.
    254 : 8 = 31 sisa 6
      31 : 8 =  3  sisa 7
        3 : 8 =      sisa 3
    Jadi  254 (10) = 376 (8) diurutkan dari sisa pembagian terakhir sebagai MSB (Most Significant Bit)
  3. Konversi Bilangan Decimal ke Hexadecimal
    Contoh 254 (10) = .......(16)
    Caranya dengan membagi bilangan tersebut dengan enam belas sampai bilangan tersebut tidak bisa lagi dibagi enam belas (kurang dari enam belas) dengan mencatat setiap sisa pembagian.
    254 : 16 = 15 sisa 14 atau E (lihat tabel di atas)
      15 : 16 =      sisa 15 atau F (lihat tabel di atas)
    Jadi  254 (10) = FE (16) diurutkan dari sisa pembagian terakhir sebagai MSB (Most Significant Bit)


B. BILANGAN BINER

  1. Konversi Bilangan Biner ke Decimal
    Contoh 1100100 (2) = .......(10)
    Dengan cara mengalikan bilangan-bilangan tersebut dengan dua yang telah dipangkatkan sesuai urutan 0,1,2,4, dan seterusnya kemudian menjumlahkannya.
    0 x 20 = 0
    0 x 21 = 0
    1 x 22 = 4
    0 x 23 = 0
    0 x 24 = 0
    1 x 25 = 32
    1 x 26 = 64
    0+0+4+0+0+32+64 = 100
    Jadi 1100100 (2) = 100 (10)
  2. Konversi Bilangan Biner ke Octal
    Contoh 1100100 (2) = .......(8)
    Dengan cara memisahkan bilangan tersebut menjadi beberapa bagian dimulai dari bilangan paling kanan (LSB). Setiap bagian terdiri dari tiga angka (digit), kemudian lihat tabel di atas. Jika bagian terakhir (paling kiri) kurang dari tiga digit, dapat menambahkan bilangan 0.
    1100100 dipisahkan menjasi tiga bagian menjadi 1-100-100 atau 001-100-100
    100 (2) = 4 (8)
    100 (2) = 4 (8)
    001 (2) = 1 (8)
    Jadi  1100100 (2) = 144 (8)
  3. Konversi Bilangan Biner ke Hexadecimal
    Contoh 1100100 (2) = .......(16)
    Dengan cara memisahkan bilangan tersebut menjadi beberapa bagian dimulai dari bilangan paling kanan (LSB). Setiap bagian terdiri dari empat angka (digit), kemudian lihat tabel di atas. Jika bagian terakhir (paling kiri) kurang dari empat digit, dapat menambahkan bilangan 0.
    1100100 dibagi empat bagian menjadi 110-0100 atau 0110-0100
    0100 (2) = 4 (16)
    0110 (2) = 6 (16)
    Jadi 1100100 (2) = 64 (16)
C. BILANGAN OCTAL
  1. Konversi Bilangan Octal ke Decimal
    Contoh 200 (8) = ...... (10)
    Dengan cara mengalikan bilangan-bilangan tersebut dengan delapan yang telah dipangkatkan sesuai urutan 0,1,2,4, dan seterusnya kemudian menjumlahkannya.
    0 x 80 = 0
    0 x 81 = 0
    2 x 82 = 128
    0+0+128 = 128
    Jadi 200 (8) = 128 (10)
  2. Konversi Bilangan Octal ke Biner
    Contoh 200 (8) = ...... (2)
    Dengan cara melihat tabel di atas kemudian tulis dalam tiga digit, setelah itu diurutkan (disatukan).
    0 (8) = 000 (2)
    0 (8) = 000 (2)
    2 (8) = 010 (2)
    Jadi 200 (8) = 010000000 (2)
  3. Konversi Bilangan Octal ke Hexadecimal
    Contoh 200 (8) = ...... (16)
    Lakukan konversi ke Decimal atau ke Biner terlebih dahulu kemudian konversi lagi ke Hexadecimal. Jika konversi dilakukan ke bilangan Biner, maka hasil konversi dipisahkan menjadi beberapa bagian dimana setiap bagian terdiri dari empat digit dimulai dari sebelah kanan (LSB) kemudian dikonversi ke Hexadecimal dengan melihat tabel di atas.
    200 (8) = 010000000 (2)
    010000000 menjadi 0-1000-0000 atau 0000-1000-0000
    0000 (2) = 0 (16)
    1000 (2) = 8 (16)
    0000 (2) = 0 (16)
    Jadi  200 (8) = 080 (16)
D. BILANGAN HEXADECIMAL
  1. Konversi Bilangan Hexadecimal ke Biner
    Contoh FA (16) = ..... (2)
    Caranya dengan menggunakan tabel di atas.
    A (16) = 1010 (2)
    F (16) = 1111 (2)
    Jadi  FA (16) = 11111010 (2)
  2. Konversi Bilangan Hexadecimal ke Octal
    Contoh FA (16) = ..... (8)
    Caranya dengan mengkonversi bilangan tersebut ke Biner  terlebih dahulu kemudian gunakan cara konversi bilangan Biner ke Octal.
    FA (16) = 11111010 (2)
    11111010 menjadi 11-111-010 atau  011-111-010
    010 (2) = 2 (8)
    111 (2) = 7 (8)
    011 (2) = 3 (8)
    Jadi  FA (16) = 372 (8)
  3. Konversi Bilangan Hexadecimal ke Decimal
    Contoh FA (16) = ..... (10)
    Dengan cara mengalikan bilangan-bilangan tersebut dengan enam belas yang telah dipangkatkan sesuai urutan 0,1,2,4, dan seterusnya kemudian menjumlahkannya.
    A x 160 atau 10 x  160 = 10
    F x 161 atau 15 x  161 = 240
    10+240 = 250
    Jadi  FA (16) = 250 (10)

SYSTEM DIGITAL


Pengertian Digital
Digital merupakan hasil teknologi yang mengubah sinyal menjadi kombinasi urutan bilangan 0 dan 1 (disebut juga dengan biner)untuk proses informasi yang mudah, cepat dan akurat.Sinyal tersebut juga sebuah bit.
Digital disebut juga hasil teknologi:technology yang mengubah sinyal:signal menjadi kombinasi.
Sinyal digital ini memiliki berbagai keistimewaan yang unik yang tidak dapat ditemukan pada teknologi analog, yaitu:
  1. Mampu mengirimkan informasi dengan kecepatan cahaya yang dapat membuat informasi dapat dikirim dengan kecepatan tinggi.
  2. Penggunaan yang berulang-ulang terhadap informasi tidak mempengaruhi kualitas dan kuantitas informasi itu sendiri,
  3. Informasi dapat dengan mudah doiproses dan dimodifikasi ke dalam berbagai bentuk,
  4. Dapat memproses informasi dalam jumlah yang sangat besar dan mengirimnya secara interaktif.
Komputer mengolah data yang ada adalah secara digital, melalui sinyal listrik yang diterimanya atau dikirimkannya. Pada prinsipnya, komputer hanya mengenal dua arus, yaitu atau off, atau istilah dalam angkanya sering juga dikenal dengan 1 (satu) atau 0 (nol). Kombinasi dari arus on atau off inilah yang yang mampu membuat komputer melakukan banyak hal, baik dalam mengenalkan huruf, gambar, suara, bahkan film-film menarik yang anda tonton dalam format digital.

Pengertian System
System adalah Suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Esensinya sistem terdiri dari:
  1. komponen-komponen dalam sistem tersebut, mencakup perangkat keras / hardware, perangkat lunak / software, prosedur – prosedur / procedure, perangkat manusia / braiware, dan informasi / information itu sendiri.
  2. serta fungsi-fungsi teknologi di dalamnya yaitu:
    input,
    - proses/procces,
    - output,
    - penyimpanan/storage dan
    - komunikasi/communication.
    Jadi System Digital dapat disebut juga Suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang dapat mengubah sinyal menjadi kombinasi urutan bilangan 0 dan 1 (disebut juga dengan biner)untuk proses informasi yang mudah, cepat dan akurat.
    Kelebihan dan kekukarangan sistem digital
    Kelebihan sistem digital :
  • sistemdigital lebih mudah direka bentuk .
  • Penyimpanan data boleh dibuat lebih mudah.
  • Data yang dihasilkan lebih jitu dan akurat.
  • operasi boleh diprogram
  • kurang dipengaruhi oleh hingar.
Kekurangan sistem digital :
  • Tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya karna hampir semua kuantiti dalam bentuk analog.
  • Memerlukan satu dan kedua-keduanya penukar untuk memproses isyarat dalam bentuk analog dan digital.Hal ini akan merumitkan reka bentuk dari sistem.
Aplikasi Sistem Digital
  • Computing.
  • komunikasi.
  • Instrumentasi.
  • Kawalan automasi.